Alhamdulillah, 208 TKI Korsel Naik Haji

By Admin

nusakini.com--Ketika sebagian besar warga Indonesia menunggu lebih 10 tahun lebih untuk bisa baik haji, TKI di Korsel justru bisa melakukannya setiap saat. Yang diperlukan hanya kemauan. 

Sebanyak 208 TKI di negeri ginseng, kemarin dan hari ini (23 Agustus 2017) dengan muka ceria berangkat menunaikan ibadah haji. Dilepas Dubes Umar Hadi di masjid Jami Itaewon, Seoul, mereka tampak antusias. Menunaikan ibadah haji, layaknya "melancong" ke negeri lain saja, ringan tidak banyak beban. Maklumlah, TKI disana relatif berkantong tebal dan kuota haji masih terbuka lebar-lebar.  

Kepada para jamaah haji para TKI ini, dengan sungguh-sungguh Dubes berpesan tiga hal. Pertama, luruskan niat untuk senantiasa beryukur atas nikmat Tuhan. Mereka ini mendapatkan limpahan rahmat berupa kemudahan ibadah haji yang luar biasa.  

"Teman-teman alhamdulillah diberi kemudahan mendapatkan rejeki, tidak perlu antri dan masih berbadan kuat karena masih muda," katanya. 

Kedua, diingatkan, walaupun berangkat dari Korea Selatan, mereka tetap seorang warga Indonesia. Untuk itu sikap ramah dan saling tolong menolong harus dikedepankan. Istilahnya, garuda tetap ada di dalam dada. 

"Terakhir, ketika pulang semoga jadi haji mabrur. Meningkat keikhlasannya, bertambah amal kebajikannya, serta mendoakan yang lain bisa mengikuti jejaknya datang ke baitullah," katanya. 

Naik haji bagi TKI di Korea saat ini bukanlah suatu yang sulit dijangkau. Dengan pendapatan per bulan kisaran Rp 22 juta serta kuota haji yang masih begitu terbuka di Korsel, maka mereka hanya memerlukan niat saja.  

Untuk berangkat haji, seorang TKI di Korsel harus merogoh kantong 4 juta 500 ribu won, atau Rp 50 juta, atau kisaran tiga kali tabungan gaji. Di Makkah, mereka akan mendapatkan akomodasi di hotel bintang lima yang berjarak satu km dari ka'bah, dan hotel bintang tiga di Madinah yang jauhnya 500 meter dari masjid Nabawi. 

Beberapa hari sebelum barangkat, para calon haji dari TKI itu raya-rata melakukan syukuran seperti halnya di Indonesia. Mereka mengumpulkan teman-temannya di masjid Indonesia lalu meantunkan lagu-lagu religi seperti barzanji, pengajian, berwasiat dan potong tumpeng serta bersalam-salaman. 

"Saya mohon maaf atas semua kesalahan. Saya serahkan semua jiwa dan raga saya kepada sang Pemilik. Kalaupun saya tidak pulang, maka semua harta, saya hubahkan bagi yatim piyatu," ujar Saifullah seorang TKI yang sudah berada di Korea selama dua tahun. 

Menurut Anggun, pejabat KBRI Seoul, peminat naik haji dari kalangan TKI di Korsel tiap tahun meningkat cukup pesat. Dibanding tahun lalu, jamaah haji tahun ini naik 20an persen.  

Umat Islam di Korea sampai saat ini berjumlah 35 ribu orang. Sebagian besar masyarakat tidak beragama, sisanya beragama Buddha dan Kristen. Kuota di Korea Selatan sebagian besar justru dipakai oleh muslim warga negara asing yang bermukim atau punya izin tiinggal disana, termasuk warga negara Indonesia. 

"Saya tengarai, mereka sadar bahwa menunaikan ibadah haji dari Indonesia makin sulit, baik dari sisi dana ataupun waktu tunggu yang makin lama. Karenanya, mereka memanfaatkan betul berbagai kemudahan selama di Korea Selatan," katanya. (p/ab)